Mengenal Lebih Dalam tentang Jenis-Jenis Kode Barang dan Penggunaannya

Mengenal Lebih Dalam tentang Jenis-Jenis Kode Barang dan Penggunaannya
October 3, 2023 Macklin Tan
Mengenal Lebih Dalam tentang Jenis-Jenis Kode Barang dan Penggunaannya

Kode barang, juga dikenal sebagai nomor identifikasi barang, merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen persediaan dan pemasaran produk. Kode ini digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak produk secara efisien, mulai dari produksi hingga penjualan.

Dengan mengetahui jenis kode yang tepat dan cara menggunakannya, perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih mudah. Ini membantu menghindari kekurangan atau kelebihan stok, yang dapat mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Selain itu, terdapat pula jenis kode lainnya yang digunakan untuk perdagangan internasional sebagai bagian dari standarisasi. Berbagai kode tersebut sangat penting untuk membantu mengidentifikasi produk secara global, serta memfasilitasi ekspor dan impor barang.

Jenis-Jenis Kode Barang dan Penggunaannya

Karena berbagai alasan di atas, maka penting bagi setiap produsen untuk mengetahui apa saja jenis kode produk dan peruntukannya. Sebagai panduan, berikut ini beberapa jenis kode produk yang paling umum digunakan beserta fungsinya:

1. Kode Batang (Barcode)

Kode batang, atau lebih dikenal sebagai barcode, adalah salah satu jenis kode produk yang paling umum dan sering ditemui. Sesuai namanya, kode ini terdiri dari garis-garis vertikal yang mewakili angka atau karakter tertentu.

Setiap produk memiliki barcode yang unik, sehingga memungkinkan produsen, distributor, pemasok, toko, atau bahkan konsumen untuk mengidentifikasi produk tersebut secara unik.

Penggunaan utama dari kode batang adalah dalam industri ritel. Ketika konsumen berbelanja dan produk yang dibeli di-scan di kasir, scanner barcode akan membaca kode tersebut untuk mengidentifikasi produk terkait.

Kemudian, informasi harga serta jumlahnya akan muncul di layar kasir. Hal ini memungkinkan proses checkout menjadi lebih cepat dan akurat. Namun, kode batang tidak hanya digunakan di kasir saja.

Kode ini juga digunakan dalam berbagai aplikasi lain, seperti pelacakan persediaan di gudang, manajemen inventaris, dan bahkan dalam industri medis untuk mengidentifikasi obat-obatan.

2. Kode QR (Quick Response)

Kode QR atau Quick Response Code, adalah jenis kode matriks yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Ciri khasnya yaitu memiliki pola kotak hitam dan putih yang membentuk pola persegi. Uniknya, kode QR dapat menyimpan banyak informasi dalam area yang relatif kecil.

Jadi, hal yang membedakan antara kode QR dari kode batang atau barcode adalah kapasitas penyimpanannya yang lebih besar. Pasalnya, kode QR dapat menyimpan berbagai jenis informasi, termasuk tautan URL, teks, nomor seri, atau detail produk.

Salah satu keuntungan utama dari penggunaan kode QR adalah bisa dibaca dengan mudah menggunakan perangkat seluler yang sudah dilengkapi kamera. Cukup arahkan kamera ke kode, maka informasinya akan terbaca dalam hitungan detik.

Contohnya melalui kode ini, Anda bisa membuka aplikasi baru, menghubungkan pelanggan ke situs web produk, atau menyediakan informasi tambahan tentang suatu barang. Bahkan, kode ini juga bisa dipakai untuk autentikasi keaslian produk.

Sehingga selain digunakan dalam iklan dan pemasaran, kode QR juga digunakan dalam manajemen inventaris. Dengan menghubungkan kode QR dengan database inventaris, perusahaan dapat melacak stok mereka secara lebih akurat dan efisien

Baca Juga: Bagaimana Cara Menentukan Tanggal Kadaluarsa pada Obat

3. Kode Produk Unik (UPC)

Jenis kode barang selanjutnya adalah Universal Product Code (UPC). Pada dasarnya, UPC adalah sistem penomoran yang digunakan untuk mengidentifikasi produk secara global di banyak negara. Contoh negara yang menggunakan kode ini di antaranya yaitu Australia, Amerika, Inggris, dan Kanada.

Itu sebabnya, UPC adalah salah satu jenis kode barang yang sangat penting dalam perdagangan internasional. Ketika produk dikirim ke berbagai negara, UPC memastikan bahwa produk tersebut bisa diidentifikasi di seluruh dunia.

Secara rinci, kode ini terdiri dari 12 digit angka yang unik untuk setiap produk. Namun, penggunaan UPC tidak terbatas pada perdagangan internasional saja. Sebab, UPC juga digunakan dalam manajemen inventaris, pemantauan persediaan, dan pelacakan produk.

Misalnya, ketika suatu produk masuk ke gudang, maka staf dapat memindai UPC pada produk untuk mencatatnya dalam sistem persediaan. Ini dapat membantu menghindari kesalahan manusia (human error) dalam proses pencatatan.

4. Kode Batang Dua Dimensi (2D Barcode)

Selain barcode biasa, terdapat pula jenis kode batang atau barcode dua dimensi. Sekilas, kode ini mirip dengan barcode konvensional dalam hal tampilan, yaitu memiliki garis-garis hitam dan putih.

Cara kerja 2D barcode mirip dengan barcode konvensional dalam hal pemindaian. Namun, perbedaannya terletak pada kapasitas penyimpanannya yang lebih besar dan cara presentasi data.

Di dalam 2D barcode, informasi disusun dalam bentuk pola kotak hitam dan putih yang lebih kompleks. Ketika dipindai, maka scanner atau perangkat khusus akan membaca pola-pola tersebut.

Informasi yang terkandung dalam kode tersebut kemudian didekripsi oleh perangkat, dan data yang sesuai diekstraksi. Karena kapasitas penyimpanannya yang lebih besar, maka 2D barcode dapat mengandung berbagai jenis data, termasuk teks, URL, nomor seri, gambar, dan bahkan data biner seperti aplikasi.

Dalam penggunaannya, kode barang dua dimensi ini bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan, termasuk dalam manajemen persediaan dan pelacakan produk, bahkan dalam ticketing.

Selain itu, kode ini juga digunakan untuk keperluan autentikasi, di mana produk harus diverifikasi sebagai asli. Jadi, konsumen dapat memindai kode tersebut untuk memastikan bahwa produk yang dibeli adalah asli dan bukan barang palsu.

5. Kode Produk Internasional (EAN)

Kode Produk Internasional atau European Article Number (EAN) adalah versi internasional dari UPC yang berlaku untuk area Eropa. Bedanya, kode ini terdiri dari 13 digit angka dan juga bisa digunakan secara luas di seluruh dunia.

Selain itu, kode UPC apapun bisa dikonversi menjadi EAN dengan cara menambahkan angka nol ke bagian depan. Secara lebih rinci, kode ini bisa merepresentasikan detail seperti tipe produk, harga, berat, warna, manufaktur, kode negara, hingga data lain terkait produk.

Karena itu, EAN sangat penting dalam perdagangan internasional, terutama di Eropa. Kode barang ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi produk dengan unik di seluruh dunia, sekaligus memfasilitasi proses ekspor dan impor produk.

6. RFID (Radio-Frequency Identification)

Terakhir, RFID atau Radio-Frequency Identification adalah jenis kode yang menggunakan teknologi frekuensi radio untuk melacak dan mengidentifikasi barang secara otomatis.

Sistem ini terdiri dari tag RFID yang di tempatkan pada produk, kemudian pembaca RFID yang membaca informasi dari tag tersebut. RFID adalah salah satu jenis kode yang paling canggih dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi.

Biasanya, kode ini digunakan dalam industri logistik dan pergudangan untuk mengoptimalkan proses inventarisasi dan pemantauan stok secara real-time. Selain itu, kode RFID juga bisa digunakan dalam bidang logistik dan transportasi.

Salah satu keuntungan utama RFID adalah kemampuannya untuk melacak produk tanpa perlu kontak fisik. Ini membuat proses pelacakan dan pemantauan menjadi lebih efisien dan akurat.

Di antara berbagai kode barang di atas, salah satu tipe yang paling banyak digunakan dalam bisnis atau industri manufaktur untuk cetakan label adalah barcode. Untuk informasi lebih lanjut, baca juga: Apa Itu Barcode, Manfaat, dan Jenis Jenisnya.

Untuk mempelajari bagaimana cara kerja batch coding dalam produk industri kosmetik dan parfum, baca juga: Cara Mengecek Batch Code pada Produk Kosmetik dan Parfum. Sedangkan untuk memeroleh printer pencetak kode terbaik, lihat daftar lengkap Linx Continuous Inkjet Printer di sini!

Comments (0)

Leave a reply

1
Hi, can we help you?