Mengenal Label Barang Berbahaya Pada Kemasan

Mengenal Label Barang Berbahaya Pada Kemasan
May 26, 2023 Macklin Tan
label barang berbahaya

Barang berbahaya adalah suatu elemen yang krusial dalam industri pengemasan dan transportasi. Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menangani barang-barang ini secara aman, serta mengetahui juga apa saja label barang berbahaya yang perlu diketahui.

Istilah “Label Berbahaya” atau “Label B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)” biasanya mengacu pada sistem yang disebut sebagai Globally Harmonized System (GHS), yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Label ini ditempatkan pada setiap kemasan yang berisi bahan berbahaya atau kemasan yang berisi kumpulan material berbahaya.

Pengertian Barang Berbahaya

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 mengenai Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), istilah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merujuk pada bahan yang, baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki sifat, konsentrasi, atau jumlah yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup, serta dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup manusia, dan makhluk hidup lainnya.

Sementara itu, menurut definisi Occupational Safety and Health Administration (OSHA) dari Pemerintah Amerika Serikat, B3 adalah bahan yang memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan, atau pencemaran lingkungan, baik melalui sifat kimianya maupun kondisi fisiknya.

Pada dasarnya, barang berbahaya atau Dangerous Goods adalah barang atau zat yang berpotensi merusak lingkungan, kesehatan, dan keselamatan manusia jika tidak ditangani dengan tepat.

Barang berbahaya dapat berbentuk padat, cair, atau gas dan berpotensi menyebabkan kebakaran, ledakan, keracunan, infeksi, atau kerusakan fisik lainnya jika tidak ditangani dengan baik.

Mengingat potensi bahaya yang signifikan, penggunaan label yang tepat pada kemasan barang berbahaya menjadi sangat penting. Label ini memberikan informasi mengenai jenis dan tingkat bahaya, serta tindakan pencegahan yang harus diambil.

9 Klasifikasi Bahan Berbahaya (Dangerous Goods) beserta Contohnya

Terdapat 9 klasifikasi bahan berbahaya sesuai dengan aturan internasional. Setiap klasifikasi memiliki karakteristik, risiko, dan langkah-langkah penanganan yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Golongan 1 – Bahan Peledak (Explosives)

Bahan peledak adalah bahan yang memiliki potensi untuk meledak dan merusak struktur atau mengakibatkan cedera fisik parah pada manusia. Bahan peledak mencakup segala sesuatu dari bahan peledak komersial seperti dinamit, sampai ke petasan yang digunakan dalam perayaan.

Manajemen penanganan bahan peledak memerlukan pengawasan ketat dan pengetahuan teknis tentang bagaimana menghindari kondisi yang bisa memicu ledakan.

2. Golongan 2 – Gas (Gases)

Gas berisiko tinggi mengakibatkan ledakan, kebakaran, dan asphyxiation jika bocor dan tidak terkontrol. Gas ini dapat mencakup gas yang digunakan dalam industri, seperti hidrogen dan oksigen, serta gas rumah tangga seperti gas propana.

Penanganan gas yang aman memerlukan peralatan yang tepat dan praktik-praktik keselamatan untuk mencegah kebocoran dan eksplosi.

3. Golongan 3 – Cairan Mudah Terbakar (Flammable Liquid)

Cairan yang mudah terbakar adalah cairan yang dapat dengan mudah terbakar atau meledak saat terpapar panas atau api. Contoh dari cairan mudah terbakar termasuk minyak, bensin, dan alkohol. Manajemen penanganan cairan mudah terbakar memerlukan pengendalian sumber panas dan langkah-langkah pencegahan kebocoran.

4. Golongan 4 – Padatan Mudah Terbakar (Flammable Solids)

Padatan yang mudah terbakar adalah zat yang dapat terbakar atau meledak saat terpapar panas atau api. Contohnya adalah fosfor dan sulfur. Padatan mudah terbakar memerlukan kondisi penyimpanan yang dingin dan kering, serta langkah-langkah penanganan yang hati-hati untuk mencegah kontak dengan api atau panas.

5. Golongan 5 – Zat Pemantik dan Peroksida Organik (Oxidizing Substances and Organic Peroxide)

Zat pemantik dan peroksida organik adalah zat yang bereaksi dengan kuat dan cepat dengan zat lain, menghasilkan panas yang cukup untuk menyebabkan kebakaran atau ledakan. Contoh dari golongan ini termasuk peroksida hidrogen dan nitrat.

Penanganan zat pemantik dan peroksida organik memerlukan langkah-langkah penanganan khusus untuk menghindari kontak dengan zat yang dapat memicu reaksi. Salah satu cara tindakan pencegahan bahaya zat yang bersifat oxidizing yaitu hindarkan bahan-bahan oxidizing dari panas, reduktor, serta bahan-bahan yang mudah terbakar lainnya.

Baca Juga: Berbagai Jenis Inkjet Printer Sesuai dengan Kegunaannya

6. Golongan 6 – Zat Beracun dan Infeksius (Toxic and Infectious Substances)

Zat beracun dan infeksius adalah zat yang dapat menyebabkan keracunan atau infeksi pada manusia dan hewan. Contoh termasuk racun industri dan bakteri patogen.

Penanganan zat beracun dan infeksius memerlukan perlindungan pribadi yang tepat, seperti sarung tangan dan masker, serta prosedur penanganan khusus untuk mencegah kontaminasi dan paparan.

7. Golongan 7 – Bahan Radioaktif (Radioactive Materials)

Bahan radioaktif adalah zat yang memancarkan radiasi yang dapat merusak sel dan jaringan manusia. Contoh dari bahan radioaktif termasuk uranium dan plutonium. Bahan radioaktif memerlukan perlindungan khusus, seperti wadah timbal, dan tindakan pengendalian untuk membatasi paparan radiasi.

8. Golongan 8 – Zat Korosif (Corrosives)

Zat korosif adalah zat yang dapat merusak material lain, termasuk kulit dan mata manusia. Contoh dari zat korosif termasuk asam sulfur dan hidroksida. Penanganan zat korosif memerlukan perlindungan pribadi seperti kacamata pelindung dan sarung tangan, serta prosedur penanganan yang khusus untuk mencegah kontak langsung.

9. Golongan 9 – Barang Berbahaya Lainnya (Miscellaneous Dangerous Goods)

Golongan ini mencakup barang yang memiliki bahaya khusus yang tidak termasuk dalam kategori sebelumnya. Barang berbahaya lainnya bisa merusak lingkungan, seperti bahan kimia yang berpotensi merusak ozon, atau barang yang memiliki efek bahaya terhadap transportasi, seperti baterai lithium.

Penanganan barang berbahaya lainnya memerlukan langkah-langkah penanganan dan penyimpanan yang spesifik dan tergantung pada jenis barangnya.

Penerapan Label

Label pada barang berbahaya memberikan informasi vital tentang jenis bahaya dan cara penanganan yang aman. Label harus mencakup simbol atau piktogram yang menunjukkan jenis bahaya, nama dan nomor UN (Nomor Identifikasi PBB) dari barang tersebut, serta instruksi penanganan khusus jika diperlukan.

Label ini memainkan peran krusial dalam memastikan bahwa barang berbahaya ditangani dengan tepat selama pengiriman dan penyimpanan, sehingga dapat mencegah kecelakaan dan cedera.

Label juga membantu pekerja darurat dalam menangani situasi darurat yang melibatkan barang berbahaya, seperti kebocoran atau kebakaran, dengan memberikan mereka informasi penting tentang jenis barang dan tindakan pencegahan yang harus diambil.

Beberapa poin prosedur pengangkutan barang berbahaya yang perlu diperhatikan terkait ukuran dan tata letak label atau simbol pada pengangkutan bahan berbahaya (B3):

  • Simbol pada alat angkut memiliki ukuran 25 cm x 25 cm.
  • Simbol pada wadah dan kemasan memiliki ukuran 10 cm x 10 cm.
  • Pemasangan simbol pada kendaraan pengangkut B3 harus memungkinkan penglihatan yang jelas hingga jarak 20 meter.
  • Warna dasar simbol adalah putih dengan garis tepi tebal berwarna merah, dan piktogramnya berwarna hitam. Gambar simbol akan disesuaikan dengan karakteristik khusus dari B3 tersebut.

Pemasangan Label pada Kemasan

Pemasangan label pada kemasan barang berbahaya harus dilakukan dengan benar untuk memastikan efektivitasnya. Label harus ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat, biasanya di sisi luar kemasan, dan harus tahan terhadap kondisi lingkungan selama transportasi dan penyimpanan, seperti panas, dingin, kelembaban, dan sinar matahari.

Selain itu, label harus ditempatkan dengan jelas dan tidak boleh tertutup atau sulit dibaca. Semua informasi di label harus mudah dibaca dan dipahami oleh semua orang yang mungkin harus menangani atau berinteraksi dengan barang tersebut. Jika label rusak atau tidak dapat dibaca, label harus segera diganti dengan label baru yang memenuhi semua persyaratan ini.

Dengan mengetahui dan memahami label berbahaya, kita dapat mengendalikan risiko dan menjamin bahwa barang berbahaya ditangani dengan aman dan efektif. Selalu perhatikan label pada barang berbahaya dan pastikan Anda memahami apa yang ditunjukkan oleh label tersebut.

Baca Juga: Pengertian Inkjet Printer dan Bagaimana Cara Kerjanya

 

Comments (0)

Leave a reply

1
Hi, can we help you?